Mengenal Karakteristik dan Perilaku Seorang Pemimpin

By Lukmanul Hakim, M.Pd. 12 Mar 2023, 15:16:30 WIB
Kegiatan Siswa
Mengenal Karakteristik dan Perilaku Seorang Pemimpin

Gambar : Bapak Nurul Huda (Ketua Prodi Perbankan Syariah FEBI Instika Guluk-Guluk) sebagai Penyaji Materi I dengan tema Kepemimpinan. Foto: Moh. Sauki


Guluk-Guluk, MASA.SCH.ID

Nilai seorang pemimpin (leader) bukanlah ditentukan oleh hasil yang dicapai secara pribadi, melainkan oleh kemampuan untuk mencapai hasil dari pihak yang berada di bawah pengawasannya dan pengaruh yang dipancarkan kepada orang-orang atau pihak-pihak yang berhubungan dengannya.

Demikian penjelasan Bapak Nurul Huda saat mengisi penyajian Materi I dengan tema “Kepemimpinan” dalam kegiatan Diklat Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah (MA) 1 Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep Periode 2022/2023 pada Sabtu (11/03/2023) di Aula Mini Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk Sumenep.

Ketua Program Studi Perbankan Syariah (PS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Instika Guluk-Guluk Sumenep ini juga mengungkapkan tentang karakteristik yang dimiliki oleh seorang pemimpin. “Karakteristik seorang pemimpin yaitu memiliki kecerdasan yang cukup tinggi, komunikatif, mempunyai ambisi dengan emosi yang terkendali, serta mempunyai motivasi dan percaya diri,” jelasnya.

Kemudian, ia menambahkan tentang gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai. “Pertama, gaya kepemimpinan demokratis di mana gaya kepemimpinan ini memiliki karakteristik yaitu menganggap bawahan sebagai makhluk yang termulia di dunia, senang menerima saran dan kritik, selalu berusaha menjadikan bawahannya sukses, serta berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadi sebagai pemimpin,” tambah alumni MTs 1 Annuqayah Guluk-Guluk ini.

“Kedua, gaya kepemimpinan otokratis yaitu gaya kepemimpinan yang memiliki kriteria atau ciri yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi, arogan, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata, tidak mau menerima kritik dan saran, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya, dalam tindakan pergerakannya sering mempergunakan pendekatan paksaan dan bersifat menghukum," imbuhnya.

"Ketiga, gaya kepemimpinan bebas kendali (Laisez Faire). Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratis. Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin yang kendali bebas cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri. Di sini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bebas dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan dengan menganggap semua usahanya akan cepat berhasil,” tandasnya.

Menurutnya, setiap orang sesungguhnya adalah pemimpin. Esensi tertinggi dari kepemimpinan adalah mencapai hidup yang damai dan bahagia. Kepemimpinan sebenarnya adalah seni menikmati hidup.

“Oleh karena itu, pemimpin harus mampu menganalisa masalah dan menarik kesimpulan; mampu mengorganisasikan pekerjaan; mampu menyusun, menyeleksi, dan menempatkan orang-orang yang tepat; serta memprediksi masa depan dengan data-data yang akurat,” jelas alumni MA 1 Annuqayah Guluk-Guluk ini.

Alumni Universitas Merdeka (Unmer) Malang ini mengutarakan bahwa karier pemimpin-pemimpin besar yang berhasil dan sukses telah menunjukkan adanya sifat-sifat atau perilaku pribadi tertentu yang merupakan kualitas pribadi pemimpin yang esensial dan harus dimiliki oleh setiap pemimpin.

“Jadi, sifat utama yang harus dimiliki oleh pemimpin yaitu harus berani menerima tanggung jawab sendiri (tanggung jawab sama sekali tidak boleh didelegasikan ke bawah), harus berani mengambil keputusan sendiri secara tegas dan tepat (decision making), serta harus berani menerima resiko sendiri,” ungkap alumni Program Pascasarjana Unmer Malang itu.

Di akhir penyampaiannya, Bapak Nurul Huda juga mengingatkan kepada para peserta pelatihan untuk menghindari pemimpin yang “AIDS”. “Pemimpin AIDS di sini bukan pemimpin yang dikena penyakit, tetapi pemimpin yang Aku, Iri, Dengki, dan Syirik (AIDS),” pungkas Mahasiswa Program Doktoral Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.

Untuk diketahui, kegiatan diklat kepemimpinan ini diikuti oleh para siswa MA 1 Annuqayah.

Editor: Lukmanul Hakim




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment